JAKARTA - Banyak orang mungkin pernah merasakan nyeri mendadak di punggung bawah setelah mengangkat beban atau sekadar membungkuk.
Kondisi ini sering dianggap sepele, padahal bisa jadi merupakan tanda hernia nukleus pulposus (HNP) atau herniasi diskus, yaitu kondisi ketika bantalan tulang belakang bergeser dan menekan saraf di sekitarnya.
Tulang belakang manusia terdiri dari tulang-tulang kecil yang disusun vertikal, masing-masing dipisahkan oleh bantalan lembut bernama diskus. Diskus berfungsi meredam tekanan serta menjaga kelenturan tulang belakang.
Namun, seiring waktu atau akibat aktivitas fisik berlebihan, lapisan luar diskus bisa robek sehingga inti lunaknya terdorong keluar dan menekan saraf di kanal tulang belakang.
Kondisi inilah yang menimbulkan rasa nyeri hebat. HNP paling sering terjadi di punggung bawah (lumbar), tetapi dapat juga muncul di leher (servikal).
Gejalanya tidak selalu berupa nyeri punggung saja pada sebagian kasus, bisa muncul rasa nyeri menjalar ke kaki, mati rasa, atau kesemutan di tangan. Karena itu, penting mengenali tanda-tandanya sejak awal agar tidak berujung pada kerusakan saraf lebih parah.
Gejala yang Perlu Diwaspadai pada Penderita HNP
Salah satu gejala utama HNP adalah nyeri menjalar dari punggung ke bagian tubuh lain. Hal ini disebabkan oleh tekanan pada saraf tulang belakang yang membuat rasa sakit mengikuti jalur saraf tersebut.
Rasa nyeri sering kali menjalar ke bokong, tungkai, bahkan hingga ke telapak kaki. Jika rasa nyeri terasa tajam dan terus-menerus, segera lakukan pemeriksaan medis.
Selain nyeri, mati rasa dan kesemutan juga menjadi tanda khas HNP. Tekanan pada saraf dapat mengganggu sinyal sensorik tubuh, menimbulkan sensasi kebas atau seperti tertusuk jarum di area terdampak. Gejala ini sering diabaikan karena dianggap ringan, padahal dapat menandakan gangguan saraf serius.
Kelemahan otot juga sering muncul pada penderita HNP. Tekanan saraf membuat otot kehilangan kekuatan sehingga aktivitas seperti berjalan, berdiri lama, atau mengangkat benda menjadi sulit dilakukan.
Dalam beberapa kasus, nyeri juga memburuk saat melakukan gerakan tertentu seperti membungkuk, duduk terlalu lama, atau tertawa keras. Kondisi ini menunjukkan adanya iritasi saraf yang signifikan akibat pergeseran diskus.
Dampak Serius dan Komplikasi yang Bisa Terjadi
Jika tidak segera ditangani, HNP dapat berkembang menjadi kondisi serius seperti kompresi sumsum tulang belakang.
Pada tahap ini, tekanan diskus menyebabkan gangguan saraf yang berfungsi mengatur gerakan tubuh dan fungsi organ tertentu. Gejalanya meliputi kesulitan berjalan, gangguan keseimbangan, kram otot, dan perubahan pada fungsi buang air besar atau kecil.
HNP yang menekan saraf di leher bahkan bisa memicu hilangnya kekuatan tangan dan kesulitan melakukan gerakan halus seperti menulis atau mengancingkan baju. Beberapa pasien juga melaporkan sensasi seperti tersengat listrik di salah satu sisi tubuh, akibat iritasi pada saraf skiatik yang menjalar dari punggung bawah ke tungkai.
Gejala HNP sangat bervariasi, tergantung lokasi dan tingkat kerusakan diskus. Pada beberapa kasus ringan, rasa nyeri dapat hilang dengan istirahat cukup dan perawatan konservatif.
Namun, pada kasus berat, kondisi ini bisa berubah menjadi nyeri kronis yang mengganggu produktivitas dan kualitas hidup. Karena itu, mengenali gejala lebih dini sangat penting untuk mencegah komplikasi permanen.
Langkah Penanganan dan Upaya Pencegahan
Perawatan HNP sangat bergantung pada usia, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pasien. Biasanya, dokter menyarankan terapi nonbedah terlebih dahulu.
Pasien dianjurkan untuk menghindari aktivitas berat selama beberapa minggu agar peradangan saraf berkurang. Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat membantu meredakan nyeri ringan hingga sedang.
Fisioterapi juga menjadi bagian penting dari penanganan, meliputi latihan peregangan, traksi panggul, terapi panas dan dingin, serta pijat ringan untuk membantu mengurangi tekanan pada saraf. Tujuannya adalah memperkuat otot sekitar tulang belakang agar dapat menopang postur tubuh dengan lebih baik.
Namun, jika terapi konservatif tidak memberikan hasil yang memadai dan gejala semakin parah, dokter dapat mempertimbangkan tindakan operasi untuk mengangkat bagian diskus yang menekan saraf. Setelah operasi, pasien dianjurkan menjalani program rehabilitasi untuk mempercepat pemulihan.
Selain pengobatan, pencegahan menjadi kunci penting agar HNP tidak kambuh. Beberapa langkah yang disarankan antara lain menjaga berat badan ideal, memperhatikan postur tubuh saat duduk atau berdiri, serta rutin berolahraga ringan seperti berenang atau berjalan kaki.
Menghindari kebiasaan mengangkat beban berat dengan posisi membungkuk juga membantu melindungi tulang belakang dari cedera.
Dengan memahami gejala dan penyebab HNP sejak dini, masyarakat dapat lebih waspada terhadap kesehatan tulang belakang. Nyeri punggung bawah memang umum terjadi, tetapi jika disertai mati rasa, kesemutan, atau kelemahan otot, jangan diabaikan.
Penanganan yang tepat dan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah HNP berkembang menjadi masalah yang lebih serius.