BCA

BCA Dorong Kreativitas Penenun Lewat Pelatihan Wastra Ramah Lingkungan

BCA Dorong Kreativitas Penenun Lewat Pelatihan Wastra Ramah Lingkungan
BCA Dorong Kreativitas Penenun Lewat Pelatihan Wastra Ramah Lingkungan

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melangkah lebih jauh dalam mendukung pelestarian budaya Indonesia dengan mengadakan pelatihan pembuatan kain tradisional berbasis pewarna alam. 

Kegiatan ini melibatkan 32 penenun songket Melayu dari beberapa komunitas di Sumatera Utara. Kerja sama dilakukan bersama Perkumpulan Warna Alam Indonesia (Warlami) untuk memastikan teknik pewarnaan alam dapat diterapkan secara optimal.

Program ini sejalan dengan tren global yang menekankan produksi ramah lingkungan. Laporan Market Research Future memperkirakan pasar pewarna alam dunia akan mencapai US$7,2 miliar pada 2032 dengan pertumbuhan tahunan sekitar 8,5 persen. 

Tren ini menegaskan peluang besar bagi tenun songket Melayu Sumatera Utara untuk memperoleh nilai tambah sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal.

BCA menekankan bahwa tujuan utama program ini adalah memberi kesempatan kepada para penenun untuk memahami teknik pewarnaan alami, menghasilkan produk tenun yang berkualitas, serta menjaga keberlanjutan tradisi wastra. 

Dengan penguasaan teknik pewarnaan alam, penenun dapat memanfaatkan bahan alami tanpa mengorbankan kualitas dan estetika kain yang dihasilkan.

Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Penenun

Dalam pelatihan yang berlangsung di Medan, 32 peserta dari Kabupaten Deli Serdang dan Batu Bara mengikuti sesi teori dan praktik pewarnaan menggunakan bahan alami. 

Program ini tidak hanya membekali penenun dengan keterampilan baru, tetapi juga memperkenalkan konsep eco-fashion, di mana konsumen semakin mempertimbangkan aspek ramah lingkungan saat membeli produk tekstil.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menjelaskan bahwa pelatihan bertujuan untuk menambah wawasan penenun mengenai material ramah lingkungan, meningkatkan nilai jual produk, serta menumbuhkan inovasi dalam produksi kain tradisional.

"Penggunaan pewarna alam diharapkan bisa menjadi pembeda dan menambah daya tarik tenun songket Melayu Sumatera Utara di pasar lokal maupun internasional," jelas Hera.

Selain itu, program ini diharapkan menjadi wadah bagi penenun untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam memanfaatkan pewarna alami, sekaligus mendorong mereka agar terus melestarikan kain tradisional sebagai identitas budaya daerah. 

Hera menambahkan bahwa penggunaan pewarna alam kini kalah populer dibanding pewarna sintetis karena prosesnya yang lebih panjang dan biaya lebih tinggi, sehingga pembinaan ini menjadi penting untuk menjaga keberlangsungan tradisi.

Jejak Dukungan BCA terhadap Wastra Indonesia

BCA telah memiliki pengalaman panjang dalam mendukung pengembangan wastra Indonesia. Sebelumnya, program serupa digelar di Timor Tengah Selatan dan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), serta di Baduy, Banten. 

Setiap pelatihan fokus pada pengembangan keterampilan lokal sekaligus mendorong pengenalan produk tenun berbasis pewarna alami ke pasar yang lebih luas.

Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi BCA dalam membina ekosistem budaya dan ekonomi kreatif, dengan memperhatikan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi masyarakat lokal. 

Inisiatif semacam ini juga mendukung pengembangan UMKM berbasis kerajinan tradisional, yang kini menjadi salah satu sektor strategis dalam memperkuat ekonomi lokal.

Hera menekankan bahwa pelatihan ini diharapkan bisa menjadi contoh bagaimana bank dapat berperan aktif dalam pelestarian budaya sambil mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat.

"Kami ingin program ini tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan penenun," tuturnya.

Peluang Ekonomi dan Tren Pasar

Pelatihan pewarnaan alam ini membuka peluang ekonomi baru bagi para penenun. Dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap eco-fashion, penggunaan bahan alami dapat meningkatkan daya tarik produk sekaligus memperluas pasar. 

Produk tenun songket Melayu yang diwarnai dengan pewarna alam memiliki potensi dijual lebih tinggi karena keunikan dan nilainya yang ramah lingkungan.

Selain itu, pelatihan ini memperkuat posisi BCA dalam mendukung keberlanjutan ekonomi kreatif, memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal, serta menciptakan model pembinaan yang bisa diterapkan di daerah lain.

Program ini menunjukkan bagaimana sinergi antara sektor swasta dan komunitas lokal dapat menghasilkan dampak positif yang luas. Dengan pelatihan ini, para penenun diharapkan mampu menerapkan teknik pewarnaan alami dalam produksi rutin mereka, sekaligus menjaga kualitas dan keaslian wastra Melayu.

Inisiatif ini bukan hanya memperkuat industri kreatif lokal, tetapi juga memperluas akses pasar untuk produk budaya Indonesia, sambil menekankan pentingnya keberlanjutan dan inovasi dalam ekonomi kreatif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index