BBM

Stok BBM LPG Nasional Aman Jelang Tahun Baru 2026

Stok BBM LPG Nasional Aman Jelang Tahun Baru 2026
Stok BBM LPG Nasional Aman Jelang Tahun Baru 2026

JAKARTA - Menjelang perayaan pergantian tahun, isu ketersediaan energi nasional kembali menjadi perhatian publik. 

Lonjakan mobilitas masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru kerap diiringi kekhawatiran akan pasokan bahan bakar dan gas rumah tangga. Namun pemerintah memastikan kondisi energi nasional berada dalam situasi terkendali.

Kepastian ini disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang menegaskan bahwa stok BBM dan LPG nasional berada di atas batas aman. 

Dengan ketahanan pasokan yang memadai, masyarakat diminta tidak khawatir menghadapi aktivitas akhir tahun hingga awal 2026.

Stok Energi Nasional dalam Kondisi Aman

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia memastikan pasokan bahan bakar minyak dan liquefied petroleum gas nasional berada dalam kondisi aman menjelang perayaan Tahun Baru 2026. 

Saat ini, rata-rata ketahanan stok BBM nasional berada di kisaran 20 hari, melampaui standar minimum yang ditetapkan pemerintah.

Kepastian tersebut disampaikan Bahlil usai meninjau Integrated Terminal Jakarta di Koja, Jakarta Utara, pada Minggu, 28 Desember 2025. 

Fasilitas ini merupakan salah satu pusat penyimpanan dan distribusi utama milik Pertamina yang mencakup sekitar 15 persen cadangan nasional BBM dan LPG.

Terminal tersebut juga menopang sekitar 45 persen kebutuhan BBM di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Dengan peran strategis tersebut, kondisi operasional terminal menjadi indikator penting bagi keamanan pasokan energi nasional.

Penjelasan Bahlil soal Ketahanan Stok

Dalam keterangannya, Bahlil menegaskan bahwa stok BBM nasional saat ini berada di atas standar minimum. 

“Alhamdulillah, saya tadi mendapat pemaparan langsung dari Direksi Pertamina dan dari BPH Migas bahwa untuk stok BBM nasional kita di atas standar minimum. Standar minimum kita ada yang 17 hari, ada 18 hari. Tapi ini di atas itu, artinya rata-rata di atas 18 hari ya, sekitar 20 hari,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa standar cadangan nasional maksimal berada di kisaran 21 hari. 

“Kalau 20 hari, karena standar cadangan kita maksimal kan 21. Sekarang di antara 18 sampai 21 hari. Jadi rata-rata kurang lebih sekitar 20 hari,” lanjut Bahlil.

Menurutnya, seluruh jenis BBM utama seperti solar, bensin RON 90 atau Pertalite, RON 95 hingga LPG tersedia di atas batas minimum nasional. 

Dengan kondisi tersebut, Bahlil meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap potensi kelangkaan energi selama periode libur akhir tahun.

Distribusi Regional dan Kesiapan Infrastruktur

Selain memastikan stok nasional, Bahlil juga menyoroti progres pemulihan distribusi BBM dan LPG di sejumlah wilayah Aceh yang sebelumnya mengalami kendala akses. Dalam beberapa hari terakhir, distribusi yang semula harus menggunakan helikopter dan pesawat kini mulai beralih ke mobil tangki seiring terbukanya akses darat.

Pada kesempatan yang sama, Integrated Terminal Manager Jakarta Pertamina, Miftahul Ulum, menjelaskan kesiapan infrastruktur energi di regional Jawa Bagian Barat. 

Wilayah ini didukung sejumlah terminal BBM, antara lain Integrated Terminal Jakarta, Cikampek, Balongan, Tanjung Gerem, Merak, Bandung, Ujung Berung, dan Tasikmalaya.

Untuk DKI Jakarta, pasokan BBM mayoritas disalurkan melalui pipa sepanjang 212 kilometer dari Balongan dengan porsi sekitar 80 persen. Sisanya, sekitar 20 persen, dipasok melalui kapal dari impor. 

Sementara pasokan LPG di regional ini ditopang oleh empat terminal utama, yakni LPG Tanjung Sekong, LPG Jakarta, LPG Eretan, dan LPG Balongan.

Pertamina juga mengoperasikan secara temporer skema ship to ship di Teluk Semangka sebagai langkah antisipasi cuaca buruk, terutama jika kapal LPG tidak dapat sandar di Tanjung Sekong. 

Selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru, Pertamina juga menyiapkan layanan motoris untuk menjangkau konsumen yang kehabisan BBM di tengah kemacetan di jalur wisata dan tol utama.

Proyeksi Konsumsi dan Antisipasi Lonjakan

Dari sisi konsumsi, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi memproyeksikan peningkatan konsumsi BBM jenis bensin selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Kenaikan konsumsi gasoline diperkirakan mencapai 3,2 persen dibandingkan kondisi normal.

Anggota Komite BPH Migas sekaligus Ketua Posko Nataru Sektor ESDM, Erika Retnowati, menyebut lonjakan ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Posko Nataru ESDM sendiri beroperasi mulai 15 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026 untuk memastikan kelancaran pasokan energi.

Selain bensin, konsumsi avtur diperkirakan naik 5,2 persen, kerosin tumbuh 4,3 persen, dan LPG meningkat 7,2 persen. Sebaliknya, konsumsi solar diproyeksikan turun 7,6 persen akibat pembatasan angkutan barang selama libur panjang.

Untuk mengantisipasi seluruh dinamika tersebut, Pertamina menyiagakan 125 terminal BBM, 7.885 SPBU, serta 72 depot pengisian pesawat udara. Infrastruktur LPG juga diperkuat melalui 40 terminal LPG, 736 SPPBE, dan 6.634 agen LPG. 

Ketahanan stok BBM nasional berada di kisaran 17 hingga 23 hari, sementara coverage day LPG sekitar 12 hari dan dipastikan dalam kondisi aman.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index