JAKARTA - Diare pada anak sering membuat orangtua khawatir, terutama soal jenis makanan yang boleh dikonsumsi.
Padahal, dengan pemilihan menu yang tepat, asupan cairan cukup, dan porsi makan yang disesuaikan, anak tetap bisa mendapatkan nutrisi penting tanpa memperparah kondisi.
Mengenali Penyebab dan Pemicu Diare Anak
Anak bisa mengalami diare karena berbagai faktor, mulai dari infeksi virus, bakteri, hingga reaksi alergi terhadap makanan tertentu. Menurut Dokter Spesialis Anak dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A, sebagian besar anak tetap boleh makan seperti biasa selama makanannya matang dan bersih.
“Kalau anak diare itu bebas, boleh diberikan makanan apa saja asalkan matang dan bersih. Kecuali jika diare terjadi karena reaksi alergi, sebaiknya hindari makanan pemicu alerginya,” jelas dr. Rizky.
Dalam beberapa kasus, diare muncul sebagai bentuk alergi terhadap susu sapi, telur, atau kacang. Untuk itu, orangtua perlu mengetahui pemicu alergi anak agar bisa segera menghentikan pemberian makanan yang bersangkutan.
Penting pula untuk memantau reaksi anak saat mencoba makanan baru, terutama pada masa MPASI. Dengan mengenali penyebab, orangtua dapat menentukan strategi pemberian makanan yang aman dan tetap bergizi.
Porsi Makan Kecil tapi Sering
Diare kerap menurunkan nafsu makan anak karena perut terasa tidak nyaman. Namun, dr. Rizky menekankan agar orangtua tetap memberikan asupan makanan dalam jumlah kecil dengan frekuensi lebih sering.
“Ketika anak diare, biasanya nafsu makannya menurun dan ini wajar terjadi. Sebaiknya orangtua bermain di porsi makan anak saja,” ujarnya.
Contohnya, pemberian setengah porsi makanan dari biasanya, namun diberikan setiap dua jam sekali. Cara ini memastikan tubuh anak tetap menerima energi dan nutrisi yang dibutuhkan. Selain itu, pola makan bertahap membantu sistem pencernaan bekerja lebih ringan.
Makanan yang lembut dan mudah dicerna seperti bubur, nasi tim, kentang rebus, atau pisang matang sangat dianjurkan. Sebaliknya, makanan pedas, bersantan, atau digoreng sebaiknya dihindari karena dapat memperparah iritasi saluran cerna.
Pentingnya Asupan Cairan
Hal paling krusial saat anak diare adalah menjaga keseimbangan cairan tubuh. Kehilangan cairan berlebihan melalui feses cair dapat menyebabkan dehidrasi, yang berisiko mengancam keselamatan anak jika tidak segera ditangani.
“Untuk diare, hal yang paling penting diperhatikan orangtua yaitu asupan cairan. Tidak masalah anak makan sedikit, yang penting cairannya tercukupi,” tegas dr. Rizky.
Cairan yang dianjurkan antara lain air putih, larutan oralit, atau ASI untuk bayi. Gejala dehidrasi yang perlu diwaspadai meliputi lesu, bibir kering, dan jarang buang air kecil.
Jika tanda-tanda tersebut muncul, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Dengan asupan cairan yang tepat, proses pemulihan bisa lebih cepat dan mencegah komplikasi.
Langkah Praktis dan Aman Saat Anak Diare
Selain memperhatikan porsi makan dan cairan, orangtua perlu menekankan kebersihan makanan dan peralatan makan, terutama bila diare disebabkan infeksi bakteri atau virus. Pemilihan makanan yang matang, bersih, dan mudah dicerna menjadi kunci utama.
Jika diare berlangsung lebih dari tiga hari, disertai demam tinggi, darah pada tinja, atau anak tampak sangat lemah, segera konsultasikan dengan dokter.
Kunci utama adalah mengenali penyebab diare, memantau kondisi anak secara cermat, dan tidak ragu mencari pertolongan medis bila muncul tanda bahaya. Dengan penerapan langkah-langkah ini, anak dapat pulih lebih cepat, tetap mendapatkan asupan gizi penting, dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Orangtua pun tetap tenang karena mengetahui strategi pemberian makanan yang aman dan efektif.