Bank Indonesia

Bank Indonesia Dorong Bali Capai Pertumbuhan Ekonomi Hijau Berkelanjutan

Bank Indonesia Dorong Bali Capai Pertumbuhan Ekonomi Hijau Berkelanjutan
Bank Indonesia Dorong Bali Capai Pertumbuhan Ekonomi Hijau Berkelanjutan

JAKARTA - Bank Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali mendorong percepatan transisi ekonomi hijau melalui Bali Green Economy Forum (BGEF) 2025. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menekankan bahwa meski pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan II 2025 mencapai 5,95% lebih tinggi dari pertumbuhan nasional namun kualitas hidup masyarakat juga harus menjadi prioritas. 

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Bali tercatat sebesar 71,38, dan penurunan kualitas air serta berkurangnya tutupan lahan menjadi perhatian serius.

Erwin menyampaikan bahwa percepatan transisi ekonomi hijau di Bali memiliki tiga fokus utama: memastikan pertumbuhan berkelanjutan tanpa mengikis modal alam, meningkatkan kualitas hidup melalui pengurangan polusi, dan mengembangkan pariwisata yang serasi dengan alam. 

“Sejatinya pertumbuhan ekonomi yang hakiki adalah pertumbuhan yang berdampak, berdaya tahan, dan berkelanjutan,” ujar Erwin.

Kebijakan Bank Indonesia Perkuat Pembiayaan Hijau

Selain mendorong kajian dan pengukuran, Bank Indonesia memperkuat transmisi pembiayaan hijau melalui kebijakan makroprudensial. Kebijakan ini mendorong alokasi kredit ke sektor produktif, termasuk sektor hijau, agar dampak ekonomi dapat dirasakan secara luas. 

Dukungan ini diharapkan mampu membangun ekosistem keuangan yang mendukung usaha berkelanjutan dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan.

Erwin menekankan, pembangunan ekonomi tidak hanya soal angka pertumbuhan, tetapi juga harus mampu menjaga keberlanjutan sumber daya alam. Peningkatan kesadaran terhadap ekonomi hijau di Bali menjadi penting, terutama dalam konteks sektor pariwisata yang berperan signifikan bagi pendapatan daerah. 

Melalui forum ini, pihaknya berharap sektor keuangan dan pemerintah dapat berjalan seiring dalam menciptakan model ekonomi yang ramah lingkungan dan efisien.

Ekonomi Kreatif dan Pekerjaan Berkualitas Didorong Bersamaan

Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Cecep Rukendi, menautkan peran ekonomi kreatif dengan ekonomi hijau. Dalam misi Asta Cita, misi ketiga menekankan peningkatan pekerjaan berkualitas, kewirausahaan, pembangunan industri kreatif, dan kelanjutan industrialisasi. 

Cecep menegaskan, ekonomi kreatif menjadi prioritas karena dapat mendorong pertumbuhan baru yang berjalan berdampingan dengan pariwisata dan sektor riil.

Forum ini juga menyoroti 17 subsektor ekonomi kreatif dalam empat klaster, yaitu budaya, media, teknologi, dan turunannya. Terobosan pembiayaan berbasis Kekayaan Intelektual (KI) juga menjadi topik penting. 

“Ke depannya, lembaga keuangan tidak hanya hadir melalui CSR, tetapi juga membuka akses pembiayaan yang mengakui nilai kekayaan intelektual,” kata Cecep. Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah kreatif sekaligus menjaga kesinambungan ekonomi berbasis lokal dan inovasi.

Sinergi Pemerintah dan Lembaga Keuangan untuk Bali

Kolaborasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali, dan lembaga keuangan bertujuan menciptakan sinergi dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan. 

Melalui BGEF 2025, berbagai pihak diajak berdiskusi mengenai strategi memperkuat ekonomi hijau, termasuk dukungan pembiayaan, pemanfaatan teknologi, serta pengembangan ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif.

Erwin dan Cecep sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh mengorbankan lingkungan maupun masyarakat. Model ekonomi hijau yang diperkuat dengan inovasi finansial, kreatifitas, dan pengelolaan sumber daya alam yang baik diyakini dapat menjadi contoh bagi provinsi lain di Indonesia. 

Dengan langkah-langkah ini, Bali diharapkan mampu mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kualitas hidup masyarakat, dan kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index