JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) hingga pertengahan Oktober 2025 tercatat tetap stabil tanpa perubahan sejak penyesuaian terakhir awal bulan.
Kondisi ini memberikan angin segar bagi masyarakat, terutama sektor transportasi dan logistik, yang selama ini menjadi tulang punggung aktivitas ekonomi nasional. Ketika harga minyak dunia mengalami fluktuasi, keputusan pemerintah untuk menahan harga BBM di dalam negeri menjadi kabar baik yang dinantikan banyak pihak.
Berdasarkan pengumuman resmi Pertamina pada awal Oktober, seluruh produk subsidi dan nonsubsidi masih dijual dengan harga yang sama hingga pertengahan bulan. Langkah ini menjadi wujud komitmen pemerintah dalam menjaga kestabilan harga serta meringankan beban masyarakat di tengah dinamika ekonomi global.
Rincian Harga BBM Pertamina yang Masih Berlaku
Harga BBM di seluruh wilayah Indonesia tetap mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional, dengan sedikit perbedaan tergantung biaya distribusi di tiap daerah. Hingga pertengahan Oktober, harga yang berlaku adalah sebagai berikut:
-Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
-Solar/Biosolar (CN 48): Rp6.800 per liter
-Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter
Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.100 per liter
-Pertamax Green 95: Rp13.000 per liter
-Dexlite (CN 51): Rp13.700 per liter
-Pertamina Dex (CN 53): Rp14.000 per liter
Harga tersebut masih menjadi acuan utama di seluruh provinsi. Pertamina memastikan bahwa penyesuaian harga hanya akan dilakukan bila terjadi perubahan signifikan pada harga minyak dunia atau kurs rupiah terhadap dolar AS.
Faktor Global dan Kebijakan Pemerintah
Pergerakan harga minyak mentah dunia sejak awal Oktober menunjukkan kenaikan tipis, dipicu oleh meningkatnya permintaan energi di kawasan Asia dan situasi geopolitik yang belum stabil di Timur Tengah.
Meski demikian, pemerintah bersama Pertamina tetap berupaya menahan harga BBM dalam negeri agar tidak membebani masyarakat.
Harga minyak jenis Brent Crude Oil masih berada di kisaran US$87–89 per barel, sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, keputusan untuk tidak menyesuaikan harga di pasar domestik didasarkan pada pertimbangan stabilitas ekonomi nasional.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai bahwa menjaga harga tetap stabil dapat membantu menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
Kementerian ESDM juga menegaskan bahwa Pertalite dan Solar masih termasuk dalam kategori bahan bakar subsidi. Artinya, masyarakat tetap bisa menikmati harga yang lebih terjangkau dibandingkan produk nonsubsidi.
Langkah ini sekaligus menjadi upaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan rakyat dan keberlanjutan fiskal negara.
Selain itu, pemerintah terus mendorong penggunaan bahan bakar dengan kualitas lebih baik, seperti Pertamax Green 95, yang diklaim lebih ramah lingkungan dan efisien. Upaya ini sejalan dengan visi transisi energi menuju bahan bakar rendah emisi di masa depan.
Proyeksi Harga dan Harapan ke Depan
Para analis energi memprediksi bahwa harga BBM di Indonesia masih berpotensi mengalami penyesuaian pada awal November 2025, tergantung pada dinamika harga minyak mentah global dan nilai tukar rupiah.
Jika harga minyak terus meningkat, kemungkinan koreksi harga akan terjadi pada produk nonsubsidi seperti Pertamax dan Dexlite.
Namun, hingga pertengahan Oktober, Pertamina menegaskan belum ada rencana untuk menaikkan harga. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi melalui situs dan kanal komunikasi resmi perusahaan agar tidak terpengaruh kabar yang tidak akurat.
Stabilitas harga BBM di tengah gejolak ekonomi dunia menunjukkan bahwa koordinasi antara pemerintah dan Pertamina berjalan efektif. Dengan harga yang tetap terkendali, masyarakat dapat beraktivitas dengan lebih tenang tanpa kekhawatiran akan lonjakan biaya bahan bakar.
Harga BBM yang stabil hingga pertengahan Oktober 2025 menjadi bukti komitmen pemerintah dan Pertamina dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan kondisi pasar global.
Kebijakan ini tidak hanya membantu menekan inflasi, tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi nasional di sektor transportasi dan logistik.
Dengan langkah hati-hati dan evaluasi berkala, pemerintah berharap harga BBM dapat tetap terkendali hingga akhir tahun. Sementara itu, masyarakat didorong untuk terus menggunakan bahan bakar berkualitas tinggi demi efisiensi dan lingkungan yang lebih bersih di masa depan.