Upaya Tekan UKT, Kemdiktisaintek Dorong PTN Dapatkan Sumber Dana Alternatif

Selasa, 30 Desember 2025 | 09:12:56 WIB
Upaya Tekan UKT, Kemdiktisaintek Dorong PTN Dapatkan Sumber Dana Alternatif

JAKARTA - Kebijakan biaya pendidikan tinggi kembali menjadi perhatian seiring dorongan agar kampus lebih mandiri secara finansial. 

Pemerintah menilai Perguruan Tinggi Negeri perlu mencari alternatif pendanaan agar beban mahasiswa dapat ditekan. Upaya ini diharapkan menjaga akses pendidikan tetap inklusif tanpa mengorbankan kualitas kampus.

Direktorat Kelembagaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menekankan pentingnya diversifikasi sumber pendapatan perguruan tinggi. Ketergantungan pada uang kuliah tunggal dinilai berpotensi memicu komersialisasi pendidikan. Oleh karena itu, kampus diminta lebih kreatif dalam mengelola potensi yang dimiliki.

Langkah tersebut juga sejalan dengan visi penguatan peran kampus dalam pembangunan nasional. Perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga penggerak ekonomi. Dengan kemandirian finansial, kampus diharapkan mampu berkembang secara berkelanjutan.

Dorongan Menekan Proporsi UKT

Direktur Kelembagaan Kemdiktisaintek Mukhamad Najib meminta PTN mencari sumber penghasilan lain secara mandiri. Tujuannya adalah memperkecil proporsi uang kuliah tunggal dalam pembiayaan operasional kampus. Hal ini terutama ditujukan bagi PTN berbadan hukum.

"Yang kita inginkan, ini juga menjadi agenda kita, bagaimana untuk PTN-PTN, khususnya PTN-BH, itu proporsi UKT itu dari hari ke hari makin kecil. Dia harus mendapatkan sumber-sumber lain," katanya dalam diskusi pimpinan perguruan tinggi.

Penekanan tersebut menunjukkan arah kebijakan pendidikan tinggi ke depan. Pemerintah ingin mahasiswa tetap memperoleh akses pendidikan yang luas. Di sisi lain, kampus didorong tetap memiliki daya saing global.

Inovasi sebagai Sumber Pendapatan

Najib menjelaskan bahwa perguruan tinggi memiliki banyak peluang pendanaan di luar UKT. Salah satu sumber potensial berasal dari inovasi yang dihasilkan kampus dan dihilirisasi. Hasil riset dapat memberi nilai tambah ekonomi jika dikelola dengan tepat.

"Jadi UKT-nya kita ingin proporsinya semakin hari semakin kecil, sehingga tidak terjadi tadi komersialisasi. Jadi mahasiswa tetap mendapatkan benefit, bisa masuk dan sifatnya inklusif, siapapun bisa kuliah, tapi kampus tetap bisa beroperasi menjadi world class university," lanjut dia.

Inovasi dinilai mampu menjadi penggerak kemandirian kampus. Perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan ilmu pengetahuan, tetapi juga solusi nyata. Dengan demikian, kampus dapat memperkuat posisi finansial tanpa membebani mahasiswa.

Kampus Transformatif untuk Daerah

Menurut Najib, PTN masa kini harus bertransformasi menjadi universitas yang berdampak nyata. Kampus tidak cukup hanya memikirkan keberlangsungan internalnya sendiri. Kontribusi terhadap tujuan pembangunan nasional menjadi tuntutan penting.

Ia mencontohkan kondisi daerah yang memiliki perguruan tinggi dengan keahlian tertentu. Jika permasalahan di bidang keahlian tersebut masih terjadi di wilayah sekitar, maka peran kampus belum optimal. Hal itu menunjukkan belum tercapainya konsep universitas transformatif.

Perguruan tinggi diharapkan hadir sebagai solusi atas persoalan lokal. Keilmuan yang dimiliki kampus harus diterapkan secara nyata. Dengan cara ini, keberadaan kampus benar-benar dirasakan masyarakat.

Contoh Kontribusi Kampus Dunia dan Nasional

Najib memaparkan contoh kontribusi universitas di tingkat global. Universitas Stanford di Amerika Serikat disebut mampu menciptakan jutaan lapangan pekerjaan. Dampaknya juga terlihat pada perputaran ekonomi dalam skala besar.

Di dalam negeri, IPB University menjadi contoh kontribusi kampus terhadap wilayah. Program One Village, One CEO mampu membuka ribuan lapangan kerja baru di desa. Inisiatif ini menunjukkan peran nyata perguruan tinggi bagi masyarakat sekitar.

"Ini contoh-contoh yang kita ingin gerakkan semua kampus di Indonesia dalam skalanya, tidak harus level dunia ya, dalam skalanya memberikan kontribusi konkret pada penyelesaian persoalan-persoalan di wilayah," ucap Mukhamad Najib.

Dukungan DPR untuk Kemandirian PTN

Dorongan kemandirian PTN juga mendapat dukungan dari DPR RI. Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah menilai kemandirian finansial penting bagi pengembangan kampus. Perguruan tinggi tidak dapat sepenuhnya bergantung pada skema nonkomersial.

Menurutnya, pengelolaan kampus tetap memerlukan keuntungan untuk berkembang. Tanpa profit, pengembangan institusi pendidikan akan terhambat. Hal ini berpengaruh pada kualitas layanan pendidikan.

"Tetap pasti diperlukan profit untuk pengembangan. Tidak logis perguruan tinggi tidak punya profit karena dia tidak akan bisa jadi berkembang," tutur Ledia Hanifa Amaliah.

Terkini