Bursa Asia Dibuka Beragam Menyusul Penantian The Fed

Rabu, 29 Oktober 2025 | 15:16:27 WIB
Bursa Asia Dibuka Beragam Menyusul Penantian The Fed

JAKARTA - Perdagangan saham di Asia pada Rabu (29/10/2025) dibuka dengan pergerakan yang beragam, seiring investor menunggu arah kebijakan suku bunga yang akan ditetapkan oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat. Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 mencatat kenaikan lebih dari 1% dan berhasil menembus rekor tertinggi baru, mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi kawasan dan langkah moneter AS.

Para analis menekankan bahwa fokus utama pelaku pasar saat ini tertuju pada kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bps), yang diantisipasi mengikuti langkah serupa pada bulan September. Pemangkasan ini diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan AS ke kisaran 3,75%–4,00%. Investor veteran Louis Navellier mencatat bahwa jika Ketua Fed Jerome Powell menunjukkan sikap dovish, peluang pemangkasan suku bunga tambahan akan meningkat dan memberikan dorongan positif bagi momentum pasar global.

Reaksi Pasar Asia

Selain Nikkei, pasar saham di kawasan Asia-Pasifik menunjukkan variasi kinerja yang signifikan. Indeks Kospi Korea Selatan tercatat naik 0,17%, sementara Kosdaq, yang berfokus pada saham berkapitalisasi kecil, mengalami penurunan 0,25%. Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,16%, meskipun data inflasi menunjukkan kenaikan harga konsumen sebesar 3,2% pada kuartal ketiga, yang menjadi kenaikan tertinggi dalam lebih dari setahun. Angka ini melampaui kenaikan 2,1% pada kuartal kedua dan di atas ekspektasi 3% menurut survei Reuters.

Sementara itu, pasar saham Hong Kong tidak beroperasi karena hari libur, sehingga pergerakan pasar kawasan tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi regional. Meski begitu, investor tetap memantau data ekonomi, indikator harga konsumen, dan sentimen global sebagai faktor utama penggerak pasar.

Dampak Langkah The Fed

Suku bunga dana federal yang ditetapkan oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) adalah suku bunga yang dikenakan bank satu sama lain untuk pinjaman semalam. Meskipun langkah ini tidak secara langsung memengaruhi konsumen, keputusan The Fed kerap berdampak pada biaya pinjaman seperti hipotek, kartu kredit, dan kredit konsumsi lainnya.

Para pelaku pasar global meyakini bahwa pemangkasan suku bunga dapat memberikan insentif tambahan bagi investor, mendorong likuiditas, dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Penantian ini menciptakan kondisi volatilitas tinggi di bursa saham, di mana saham-saham berkapitalisasi besar dan sektor teknologi menjadi fokus utama dalam perdagangan.

Kinerja Pasar AS dan Hubungannya dengan Asia

Pergerakan positif di beberapa pasar Asia dipengaruhi oleh kinerja bursa saham AS pada perdagangan sebelumnya. Pada Selasa (28/10/2025) malam waktu AS, ketiga indeks utama ditutup menguat. S&P 500 naik 0,23% dan menutup pada level 6.890,89 setelah sempat menembus level 6.900 secara intraday. Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi menguat 0,80% ke 23.827,49, sementara Dow Jones Industrial Average naik 161,78 poin atau 0,34% ke 47.706,37.

Rekor tertinggi intraday yang dicapai oleh Nasdaq dan Dow Jones menandakan bahwa investor masih optimistis terhadap prospek ekonomi AS, meskipun ada tekanan inflasi dan ketidakpastian kebijakan moneter. Pergerakan positif di pasar AS ini kemudian memengaruhi sentimen pasar Asia, termasuk indeks Nikkei 225 dan Kospi, yang menyesuaikan strategi perdagangan mereka berdasarkan ekspektasi langkah The Fed.

Prospek dan Strategi Investor

Analis menekankan bahwa pelaku pasar perlu memantau pergerakan suku bunga The Fed, data inflasi, serta indikator ekonomi utama lainnya. Dalam kondisi volatilitas yang tinggi, strategi investasi yang hati-hati menjadi kunci untuk mengantisipasi risiko sekaligus memanfaatkan peluang penguatan pasar. Investor disarankan untuk memperhatikan saham-saham dengan fundamental kuat dan tetap memantau sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan suku bunga global.

Terkini