Semangat Kebangkitan Pariwisata Bali di Balik The Nusa Dua Festival 2025

Senin, 27 Oktober 2025 | 12:12:03 WIB
Semangat Kebangkitan Pariwisata Bali di Balik The Nusa Dua Festival 2025

JAKARTA - Pulau Dewata kembali bergelora. Setelah sekian lama sunyi karena pandemi, denyut pariwisata Bali kini menggema lagi lewat The Nusa Dua Festival 2025, ajang besar yang melambangkan semangat kebangkitan, kolaborasi, dan harmoni budaya. Dihelat selama dua hari, 25–26 Oktober 2025 di Pulau Peninsula, The Nusa Dua, festival ini menjadi panggung perayaan kreativitas dan kearifan lokal dengan mengusung tema “Beauty Harmony” — keindahan yang berpadu dalam keseimbangan.

Bagi banyak pelaku pariwisata, festival ini bukan sekadar acara hiburan, melainkan momentum simbolik untuk menegaskan bahwa Bali telah bangkit dari masa-masa sulit pandemi. InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) selaku penyelenggara menghadirkan konsep baru yang lebih inklusif, kreatif, dan berdampak bagi masyarakat.

Transformasi dari Nusa Dua Fiesta Menuju Festival yang Lebih Modern

Direktur Operasi ITDC, Troy Warokka, menjelaskan bahwa perjalanan panjang festival ini dimulai jauh sebelum pandemi. Ia mengenang bahwa Nusa Dua Fiesta pertama kali diselenggarakan pada 1996 sebagai ajang promosi pariwisata, budaya, dan kreativitas masyarakat di kawasan The Nusa Dua.

Selama bertahun-tahun, Nusa Dua Fiesta tumbuh menjadi wadah kolaborasi antara masyarakat lokal, pelaku usaha, seniman, dan pengelola kawasan dalam menghadirkan ragam hiburan, seni, serta produk kreatif.

Namun, badai pandemi memaksa kegiatan ini vakum selama lima tahun sejak 2020. Saat itulah ITDC merasa perlu menghadirkan semangat baru dengan wajah yang lebih segar. Tahun 2025 menjadi titik balik: Nusa Dua Fiesta berevolusi menjadi The Nusa Dua Festival.

Perubahan nama ini mencerminkan semangat transformasi, kreativitas, dan pembaruan, menjadikan festival ini lebih inklusif, modern, dan berdampak bagi masyarakat serta pelaku industri pariwisata,.

Transformasi tersebut bukan hanya soal nama, tetapi juga menyangkut semangat baru dalam merangkai kegiatan yang menggabungkan nilai tradisi dengan sentuhan modernitas. Tema “Beauty Harmony” menjadi penegasan bagaimana keindahan Bali terwujud dari keseimbangan antara budaya, kreativitas, dan keberlanjutan.

Keterlibatan Masyarakat dan Kekuatan Kolaborasi Lokal

Salah satu aspek paling menonjol dari The Nusa Dua Festival 2025 adalah tingginya partisipasi masyarakat lokal. Troy menuturkan, tahun ini lebih dari 1.800 orang terlibat langsung dalam berbagai kegiatan.

Ada 13 kontingen pawai budaya dengan 910 peserta yang berasal dari hotel dan banjar adat, 100 anak desa penyangga yang menari dalam Tari Pendet Massal, serta 480 pelaku UMKM paguyuban lokal yang memamerkan produk kreatif mereka. Tak ketinggalan, 240 peserta lomba parade budaya menambah warna dalam kemeriahan acara. Untuk menjaga ketertiban dan keamanan, 36 pecalang turut dikerahkan sepanjang festival berlangsung.

Festival ini juga menjadi wadah bagi 30 tenant kuliner (F&B), 17 tenant hotel dan fasilitas wisata, serta 4 kelompok UMKM binaan ITDC yang bergerak di bidang makanan, kriya, perhiasan, dan komunitas lokal. Dukungan dari pelaku ekonomi kreatif Kabupaten Badung turut memperkaya variasi kegiatan dan produk yang disuguhkan kepada pengunjung.

Semangat kebersamaan yang terbangun di tengah festival ini menjadi cerminan nyata kolaborasi lintas sektor. Pemerintah daerah, pengelola kawasan, pelaku usaha, hingga komunitas adat bersatu dalam satu visi: meneguhkan Bali sebagai destinasi kelas dunia yang mampu menjaga tradisi di tengah arus modernisasi.

Ragam Aktivitas yang Rayakan Keindahan dan Kreativitas

Selama dua hari penyelenggaraan, pengunjung dimanjakan dengan berbagai kegiatan yang menggambarkan harmoni antara tradisi dan kreativitas kontemporer. Mulai dari Kompetisi Penjor, Lomba Fotografi dan Clay Mask, Body Painting, hingga berbagai pertunjukan budaya yang menonjolkan keunikan seni masyarakat Bali.

Setiap sudut Pulau Peninsula dipenuhi nuansa meriah: tawa anak-anak, denting gamelan, aroma kuliner lokal, dan warna-warni dekorasi khas Bali. Festival ini menjadi ruang ekspresi bagi masyarakat untuk menunjukkan bagaimana tradisi dapat hidup berdampingan dengan inovasi.

Tak hanya menampilkan kearifan lokal, The Nusa Dua Festival juga menjadi ajang promosi bagi pelaku industri kreatif. Produk kriya, kuliner, dan karya seni hasil tangan masyarakat setempat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang hadir.

Melalui pendekatan ini, ITDC berupaya memperluas makna pariwisata: bukan sekadar perjalanan dan hiburan, tetapi juga sarana untuk memperkuat identitas budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Panggung Musik dan Pesan Kebersamaan dalam Keindahan

Sebagai puncak hiburan, festival menghadirkan deretan artis nasional dan lokal ternama yang memeriahkan malam di Pulau Peninsula. Pada 25 Oktober 2025, penampilan Bunga Citra Lestari (BCL) dan Tika Pagraky membuka festival dengan pesona yang memukau. Sementara itu, di malam penutupan 26 Oktober 2025, Kahitna, Navicula, dan Astera menghadirkan pengalaman musik yang tak terlupakan bagi ribuan penonton.

Bagi para pengunjung, kehadiran musisi lintas generasi ini bukan hanya hiburan, tetapi simbol keberagaman dan harmoni yang menjadi roh dari tema “Beauty Harmony.” Musik, budaya, dan pariwisata berpadu menciptakan suasana yang menggugah — seolah menegaskan bahwa keindahan Bali tidak hanya ada pada alamnya, tetapi juga dalam semangat kebersamaan masyarakatnya.

Troy Warokka menutup pernyataannya dengan pesan mendalam, “Dengan semangat Beauty Harmony, The Nusa Dua Festival 2025 menjadi simbol sinergi antara seni, budaya, dan pariwisata berkelanjutan di Bali. Melalui kolaborasi antara masyarakat lokal, pelaku industri kreatif, dan pengelola kawasan, festival ini tidak hanya menampilkan keindahan destinasi The Nusa Dua, tetapi juga memperkuat nilai kebersamaan dan kebanggaan terhadap warisan budaya Indonesia. ITDC berkomitmen untuk terus memperkuat posisi The Nusa Dua sebagai destinasi kelas dunia yang berpadu harmonis antara tradisi dan modernitas.”

The Nusa Dua Festival 2025 bukan sekadar pesta budaya, melainkan penanda kebangkitan Bali—sebuah perayaan harmoni yang menyatukan keindahan alam, seni, dan semangat manusia. Dari Pulau Peninsula, gaungnya menggema ke seluruh nusantara: bahwa keindahan sejati ada ketika tradisi dan kemajuan berjalan beriringan.

Terkini