Integrasi Layanan All in One Dorong Efisiensi dan Daya Saing Logistik Nasional

Jumat, 24 Oktober 2025 | 10:53:29 WIB
Integrasi Layanan All in One Dorong Efisiensi dan Daya Saing Logistik Nasional

JAKARTA - Dinamika sektor logistik di Indonesia terus berkembang pesat seiring meningkatnya aktivitas e-commerce dan kebutuhan pengiriman cepat. 

Dalam situasi ini, integrasi layanan logistik berbasis model all-in-one enabler menjadi kunci bagi pelaku usaha untuk bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan.

Direktur Komersial Fulfillment At Speed (FAS), Alvin Hadibowo, menegaskan pentingnya pendekatan logistik yang tidak hanya berfokus pada efisiensi biaya, tetapi juga mendorong pertumbuhan bisnis. 

Menurutnya, layanan logistik yang terintegrasi memungkinkan pelaku usaha untuk lebih fokus pada pengembangan produk dan strategi komersial, tanpa terbebani oleh kompleksitas operasional.

“Selama ini, banyak pelaku usaha melihat logistik hanya sebagai pusat biaya. Padahal, dengan pendekatan terintegrasi, logistik bisa menjadi penggerak pertumbuhan,” jelas Alvin. Ia menambahkan bahwa model all-in-one membuat bisnis lebih adaptif terhadap perubahan pasar, terutama di era digital yang serba cepat.

Kondisi ini semakin relevan di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital dan e-commerce, di mana konsumen menuntut kecepatan, transparansi, dan keandalan dalam setiap tahap pengiriman barang. 

Banyak pelaku usaha rintisan yang kerap menghadapi dilema antara memperkuat operasional atau fokus pada pengembangan bisnis. Melalui sistem logistik terpadu, mereka dapat menekan kebutuhan sumber daya tambahan, mengurangi biaya operasional, dan mempercepat waktu pengiriman.

Teknologi Real-Time Jadi Tulang Punggung Efisiensi Logistik

Berdasarkan laporan Google & Temasek e-Conomy SEA 2024, hanya 42 persen penyedia logistik di Indonesia yang mampu menyediakan pembaruan pengiriman secara real-time. 

Sementara itu, hasil survei McKinsey & Company menunjukkan hampir 90 persen profesional rantai pasok global mengalami gangguan operasional dalam satu tahun terakhir.

Melihat tantangan tersebut, FAS menghadirkan pendekatan teknologi berbasis AI dan Machine Learning (AI/ML) untuk mempermudah pengawasan dari hulu ke hilir.

Alvin menjelaskan bahwa FAS menyediakan layanan menyeluruh, mulai dari pergudangan berbasis teknologi pintar, sistem distribusi online dan offline, hingga layanan pelanggan 24 jam setiap hari.

“Integrasi distribusi online, gudang, dan distribusi offline membuat proses bisnis lebih mulus dan scalable. Dengan begitu, pelaku usaha tidak hanya menjaga efisiensi, tapi juga bisa meningkatkan kepuasan pelanggan,” kata Alvin.

Dengan dukungan sistem pemantauan real-time, pemilik usaha dapat mengawasi setiap tahap proses pengiriman secara langsung, mulai dari penyimpanan hingga penerimaan barang oleh konsumen. Hal ini membantu pelaku usaha mengantisipasi kendala lebih cepat dan memberikan jaminan kualitas layanan yang lebih tinggi.

Pendekatan berbasis teknologi ini diharapkan dapat menjadi fondasi utama bagi peningkatan daya saing logistik nasional, mengingat efisiensi dan transparansi kini menjadi dua faktor penting dalam menentukan keberhasilan bisnis modern.

Konsep All-in-One Kurangi Biaya Overhead dan Perkuat Ekosistem Logistik

Selain mendukung efisiensi operasional, konsep integrasi logistik juga dinilai efektif dalam menekan biaya overhead yang sering kali membebani pelaku usaha. 

Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Trismawan Sanjaya, menyebut bahwa model layanan terpusat memberikan banyak keuntungan karena seluruh aktivitas dikelola di bawah satu sistem.

“Kalau dia all-in-one, overhead-nya satu. Kalau dia pakai sekian pihak, dari pajak sampai biaya operasional jadi berlapis,” ujar Trismawan.

Ia menambahkan bahwa ALFI telah memberikan sejumlah masukan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Logistik Nasional, yang diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat logistik regional. 

Regulasi tersebut diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih fleksibel bagi pelaku usaha lokal untuk mengadopsi model layanan terintegrasi tanpa terbebani proses perizinan yang panjang dan pajak berganda.

Namun, Trismawan juga mengakui bahwa hingga saat ini, proses menuju penerapan penuh sistem all-in-one masih menghadapi kendala administratif. “Regulasi untuk menjadi all-in-one enabler saat ini masih tergolong rumit karena izin yang terpisah-pisah dan pajak yang belum direlaksasi,” tambahnya.

Meskipun demikian, berbagai asosiasi logistik terus mendorong sinergi antara pemerintah, penyedia layanan, dan pelaku usaha agar transformasi digital dan integrasi logistik dapat segera diwujudkan secara luas.

Sinergi Digital dan Regulasi Jadi Arah Masa Depan Logistik Indonesia

Keterpaduan antara teknologi digital, inovasi layanan, dan kebijakan pemerintah menjadi kunci dalam memperkuat ekosistem logistik nasional. Melalui integrasi sistem berbasis AI, platform real-time, dan model bisnis all-in-one, sektor logistik diharapkan mampu berperan lebih besar dalam mempercepat perputaran ekonomi.

Bagi pelaku usaha, integrasi layanan logistik bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga peluang memperluas pasar. Dengan dukungan regulasi yang lebih adaptif, mereka bisa memanfaatkan potensi digitalisasi logistik untuk menjangkau konsumen di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil.

Langkah Fulfillment At Speed (FAS) dan dukungan asosiasi seperti ALFI mencerminkan arah baru industri logistik Indonesia yang semakin inovatif, terukur, dan berorientasi pada efisiensi jangka panjang. 

Transformasi ini diharapkan mampu memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global sekaligus memberikan manfaat langsung bagi pelaku usaha dalam negeri.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen terhadap digitalisasi, masa depan logistik nasional diproyeksikan menjadi lebih tangguh, adaptif, dan siap menghadapi tantangan ekonomi modern.

Terkini