Kementerian UMKM Catat Rekor Baru, Penyaluran KUR Produksi Capai 70 Persen

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:30:05 WIB
Kementerian UMKM Catat Rekor Baru, Penyaluran KUR Produksi Capai 70 Persen

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor produktif melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

Tahun ini menjadi tonggak penting dalam sejarah program pembiayaan tersebut, di mana untuk pertama kalinya porsi penyaluran KUR ke sektor produksi berhasil menembus angka lebih dari 70 persen.

Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza, mengungkapkan bahwa realisasi KUR di sektor produksi mencapai Rp214 triliun hingga Oktober 2025. Capaian ini bukan hanya menjadi pencapaian tertinggi sepanjang pelaksanaan program KUR, tetapi juga mencerminkan arah kebijakan ekonomi yang semakin fokus pada penguatan sektor riil.

“Kalau secara nasional tadi sudah dilaporkan kini menyentuh Rp214 triliun. Sudah lebih dari 70 persen, dan perlu saya ingatkan bahwa sepanjang sejarah KUR ini, baru tahun ini kita bisa merealisasikan KUR ke sektor produksi,” kata Helvi dalam sambutannya pada Festival Kemudahan dan Perlindungan Usaha Mikro di Tangerang.

Menurut Helvi, pencapaian tersebut memberikan dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya beli masyarakat. 

Ia menilai, peningkatan akses pembiayaan bagi sektor produksi akan mempercepat pertumbuhan konsumsi sekaligus memperkuat struktur ekonomi di tingkat daerah.

“Ini bisa menciptakan lapangan kerja sekaligus menjadi ujung tombak program pengentasan kemiskinan. Kita sudah menyalurkan hampir 70 persen KUR ke sektor produksi, dan ini adalah prestasi tertinggi. Ke depan, kami akan berupaya agar capaian ini terus meningkat,” tambah Helvi.

KUR Jadi Pilar Pertumbuhan UMKM Nasional

Pemerintah menegaskan bahwa keberhasilan program KUR tidak hanya diukur dari besarnya dana yang disalurkan, tetapi juga dari dampak nyata yang dihasilkan terhadap kemandirian dan keberlanjutan UMKM. 

Deputi Bidang Usaha Mikro, Riza Damanik, menjelaskan bahwa realisasi penyaluran KUR hingga saat ini telah menjangkau jutaan pelaku usaha di seluruh Indonesia.

“Per hari ini sudah lebih dari 70 persen, KUR tersalur kepada 3,7 juta UMKM di seluruh Indonesia. Lebih dari 1 juta di antaranya adalah debitur baru yang tahun ini menerima fasilitas KUR,” ujarnya.

Riza menjelaskan bahwa pada tahun 2025, pemerintah menetapkan plafon KUR sebesar Rp300 triliun, dengan realisasi mencapai Rp214 triliun hingga akhir Oktober. Angka ini mencerminkan efektivitas program dalam mendukung pelaku usaha mikro dan kecil, khususnya yang bergerak di bidang produktif.

Ia juga menekankan pentingnya transformasi dari pembiayaan sektor perdagangan menuju sektor produksi. Langkah tersebut diambil agar KUR benar-benar menjadi instrumen penggerak sektor-sektor yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi dan lapangan kerja baru.

“Salah satu indikatornya adalah lebih dari 60 persen dari total penyaluran KUR yang ada saat ini sudah tersalur kepada sektor produksi. Sekarang alokasinya paling besar di sektor ini dibandingkan sektor perdagangan,” jelasnya.

Transformasi UMKM Menuju Sektor Formal

Pertumbuhan penyaluran KUR ke sektor produksi juga sejalan dengan transformasi besar yang tengah terjadi di dunia usaha mikro Indonesia. Menurut Riza Damanik, kini semakin banyak pelaku UMKM yang beralih dari sektor informal ke formal. 

Perubahan ini turut didorong oleh kemudahan akses pembiayaan, pendampingan usaha, dan digitalisasi layanan keuangan.

Kementerian UMKM pun terus mengarahkan program pembiayaan agar semakin menyentuh sektor-sektor strategis seperti pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan industri olahan makanan. Fokus ini diyakini mampu memperkuat ketahanan ekonomi daerah dan membuka lapangan kerja baru secara masif.

“Karena dengan adanya industri produksi maka penciptaan lapangan pekerjaannya semakin banyak. Saya ambil contoh di pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan olahan makanan, itu akan semakin positif,” ujar Riza.

Selain memperluas akses modal, pemerintah juga berupaya memperkuat kapasitas pelaku UMKM agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Program pelatihan, sertifikasi, dan digitalisasi usaha terus digencarkan untuk mendorong peningkatan kualitas produk dan efisiensi usaha.

Menuju Ekonomi Produktif dan Indonesia Emas 2045

Kementerian UMKM memandang keberhasilan KUR sektor produksi sebagai langkah penting menuju cita-cita besar Indonesia Emas 2045. Melalui pembiayaan yang terarah dan berkelanjutan, sektor UMKM diyakini akan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan.

“Peningkatan capaian KUR di sektor produksi ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk memperkuat struktur ekonomi produktif nasional serta memastikan KUR menjadi instrumen efektif dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Riza Damanik.

Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong porsi pembiayaan KUR ke sektor produksi agar terus meningkat, dengan target naik dari 60 persen menjadi 62 persen pada 2026. 

Kebijakan ini sejalan dengan semangat pemerataan ekonomi yang inklusif, di mana pelaku usaha kecil di berbagai daerah mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.

Dengan capaian yang sudah diraih, sektor UMKM kini menjadi salah satu pilar utama ekonomi Indonesia. Peningkatan akses modal, transformasi menuju sektor produktif, serta dukungan regulasi yang semakin kuat diyakini akan membawa Indonesia ke arah ekonomi yang tangguh dan berdaya saing tinggi di kancah global.

Terkini