JAKARTA - PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mamuju menegaskan komitmennya dalam mendukung penuh program listrik gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Provinsi Sulawesi Barat.
Program yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Sulbar ini menjadi salah satu langkah penting dalam memperluas akses energi, terutama bagi warga yang belum menikmati sambungan listrik secara merata.
Melalui dukungan teknis dan penyediaan infrastruktur, PLN memastikan seluruh proses penyambungan dilakukan dengan cepat, efisien, dan tepat sasaran. Program ini juga sejalan dengan visi nasional untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan menghadirkan keadilan energi hingga ke pelosok negeri.
Komitmen PLN dalam Menyediakan Akses Listrik Merata
Asisten Manajer Niaga PLN UP3 Mamuju, Arifuddin, menyampaikan bahwa pihaknya siap memberikan dukungan maksimal bagi keberhasilan program ini. Menurutnya, tujuan utama dari inisiatif tersebut adalah memastikan masyarakat kurang mampu dapat menikmati manfaat listrik secara berkelanjutan.
“Kami dari PLN tentu sangat mendukung program ini, karena tujuannya agar masyarakat kurang mampu bisa menikmati listrik, dan kami siap mendukung seluruh kebutuhan dari sisi suplai kelistrikannya bersama Dinas ESDM,” ujarnya.
Arifuddin menegaskan, PLN juga akan berfokus pada keandalan pasokan listrik agar masyarakat penerima manfaat dapat memperoleh layanan yang stabil. Hingga kini, jumlah pelanggan PLN di wilayah Sulawesi Barat tercatat mencapai sekitar 207 ribu pelanggan, menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya.
Namun demikian, ia mengakui bahwa masih terdapat sejumlah wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik, terutama di daerah terpencil seperti Kabupaten Mamasa. Kondisi medan yang sulit dan infrastruktur jalan yang belum memadai menjadi salah satu tantangan utama dalam proses distribusi.
Tantangan Infrastruktur dan Akses di Daerah Terpencil
Pembangunan jaringan listrik di daerah pelosok Sulbar menghadapi hambatan teknis, terutama di kawasan dengan kondisi geografis berat.
“Sejauh ini, tantangannya mungkin ada di daerah Mamasa, karena masih banyak wilayah yang jauh dari pusat perkotaan, dan kendala utamanya biasanya medan serta infrastruktur jalan yang belum bisa diakses kendaraan roda empat,” jelas Arifuddin.
Selain itu, terdapat delapan desa yang berada di kawasan hutan lindung, yang memerlukan proses izin khusus dari kementerian terkait sebelum dilakukan pembangunan jaringan listrik. PLN bersama pemerintah provinsi tengah berupaya mempercepat proses perizinan agar pembangunan tidak terhambat terlalu lama.
Meskipun menghadapi tantangan, PLN berkomitmen untuk terus mencari solusi inovatif agar pemerataan energi dapat segera terwujud. Upaya tersebut juga didukung dengan pendekatan kolaboratif lintas instansi, baik dari sisi teknis maupun regulasi.
Sinergi Berkelanjutan untuk Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Lebih lanjut, Arifuddin menekankan pentingnya sinergi antara PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memastikan keberhasilan program listrik gratis ini. Menurutnya, penyediaan energi listrik bukan hanya sekadar layanan infrastruktur, tetapi juga investasi jangka panjang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sinergi yang berkelanjutan dengan pemerintah provinsi menjadi kunci sukses program ini,” tuturnya.
PLN berharap, program listrik gratis ini dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan rasio elektrifikasi, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan produktivitas masyarakat.
Akses listrik yang andal diharapkan membuka lebih banyak peluang usaha di pedesaan, mempercepat digitalisasi layanan publik, serta memperluas akses pendidikan dan kesehatan.
Dengan adanya kolaborasi erat antara PLN dan Pemprov Sulbar, program ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dan BUMN dalam mewujudkan keadilan energi untuk semua lapisan masyarakat. PLN optimistis langkah ini akan memperkuat fondasi pembangunan ekonomi daerah dan mendukung agenda besar transformasi energi nasional.